Rabu, 20 Oktober 2010

PENA, PEDANG BERMATA DUA

Ada sebuah ungkapan di jaman pertengahan yang berbunyi, “sebuah berita dapat menghancurkan sebuah negara dalam waktu sehari, dan pekerjaan tersebut baru bisa dilakukan penyihir selama setahun.” Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa kekuatan sebuah berita dapat memengaruhi pemikiran manusia yang membacanya, dan media massa merupakan sarana yang ampuh untuk dijadikan tempat persebaran berita.

Lalu timbul pertanyaan, bagaimana cara menyampaikan berita atau sekedar menulis untuk media massa? Apakah berita yang ditulis akan mempengaruhi khalayak umum secara signifikan? Atau bagaimana cara tulisan ini dapat dimuat di media massa?

Tulisan dapat dibentuk untuk mengarahkan pemikiran masyarakat yang membaca kepada opini yang terbentuk dari berita tersebut. Tulisan dapat juga memaparkan kejadian-kejadian yang diangkat secara gambling, mengangkat sisi postif dan negatif dari kejadian tersebut tanpa mengarahkan pemikiran masyarakat pembaca dengan harapan masyarakat menanggapi dengan bijak kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar mereka.

Hal pertama yang dibutuhkan untuk menulis adalah topik berita. Topik dapat dincari dengan cara memperhatikan kejadian-kejadian yang menjadi pusat perhatian massa atau dapat juga dicari dengan cara pergi ke suatu tempat lalu mencari hal yang kurang diperhatikan masyarakat untuk diangkat sebagai berita, dengan tujuan agar masyarakat tanggap dengan berita yang diangkat.

Setelah mendapatkan topik berita, mulailah mencari data tentang topik tersebut. Data-data dapat dicari dengan cara wawancara langsung, mengutip ucapan orang-orang yang mempunyai kaitan dengan topic yang diangkat, atau memcari referensi tentang topik tulisan. Bentuk dan arah fokus berita yang akan ditulis sebisa mungkin tergambar dari data-data yang dicari.

Data yang sudah dikumpulkan dapat diolah untuk dijadikan tulisan. Saat meracik data-data tersebut menjadi tulisan yang utuh, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tulisan yang dibuat haruslah fokus dan tidak melenceng dari topic yang ingin di angkat, memakai data sekaligus memposisikannya ditempat yang tepat dalam tulisan dengan tujuan masyarakat pembaca tidak rancu membaca tulisan dan tulisan menjadi sistematis untuk dibaca masyarakat.

Membuat tulisan yang sistematis juga bermanfaat untuk mempermudah pengarahan pemikiran masyarakat pembaca, namun sebaiknya berita yang ditulis adalah berita yang tidak mengarahkan pemikiran masyarakat pembaca kepada hal-hal yang buruk, termasuk membuat pemikiran yang skeptis dari topik yang diangkat.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam menulis untuk media massa adalah gaya tulisan yang digunakan. Setiap media massa mempunyai gaya tulisan tersendiri dalam mengemas berita-berita yang dimuat didalamnya. Penentuan gaya tulisan ini dapat memengaruhi tulisan dalam hal pemilihan media massa tempat tulisan akan dimuat.

Tulisan yang dibuat bisa saja tidak diterima di satu media massa tertentu namun dapat masuk di media massa yang lain. Masyarakat pembaca akan memilih media massa yang mengemas berita-berita yang cocok dengan gaya tulisan yang mereka sukai. Gaya tulisan yang digunakan juga dapat diajdikan sarana agar tulisan-tulisan yang dibuat berikutnya dapat dibaca kembali oleh masyarakat pembaca karena mereka menyukai gaya tulisan yang dipakai. Dari kondisi ini juga disimpulkan juga bahwa tulisan juga harus dibuat dengan memperhatikan masyarakat pembaca yang akan membaca tulisan yang dibuat.

Judul dari tulisan yang dibuat juga sangat mempengaruhi minat dari masyarakat untuk membaca tulisan yang dibuat. Judul-judul yang bagus, provokatif, atau nyeleneh akan membuat tulisan menjadi menarik untuk dibaca. Judul juga dapat mempermudah tulisan untuk dimuat ke media massa, karena editor media massa biasanya mencari tulisan yang mempunyai nilai berita yang tinggi atau judul-judul tulisan yang menarik agar medianya dibaca banyak orang.

Harus disadari sekali lagi bahwa tulisan mempunyai kekuatan yang besar untuk memengaruhi pemikiran manusia, dan jika disalahgunakan atau dibuat tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya dapat mengakibatkan rusaknya pandangan tentang hal yang diangkat sebagai berita.

Contoh tulisan yang dirasa kurang baik adalah tulisan yang mengangkat berita tentang kecelakaan pesawat terbang tanpa melihat terlebih dahulu melihat sebab dari kejadian tersebut. Sang penulis hanya menulis berita yang “menguntungkan” baginya saja tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi pada masyarakat, baik pemikiran yang terbentuk akibat berita tersebut ataupun pandangan masyarakat tentang transportasi pesawat tersebut.

Mulailah membuat berita yang baik dan benar, karena berita yang baik dan benar akan memberikan informasi yang baik pula bagi masyarkat dan mungkin saja informasi tersebut adalah ilmu pengetahuan yang baik bagi masyarakat untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan mereka tentang dunia. Lihatlah kondisi sekitar kita, rasakan perihnya kondisi yang ada, lalu olah menjadi suatu yang bermafaat, sesuatu yang dapat menyejukkan jiwa dan raga dari perihnya rasa, agar menghasilkan sesuatu yang baik untuk merubah pahit menjadi manis. Selamat menulis dengan baik. -IRS-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar